Penyusun : Pandu Wibisono (15116717)
Kelas : 2KA12
Jurusan : Sistem Informasi
1). Apakah Itu Wireless Charging?
Wireless charging atau pengisian nirkabel merupakan istilah yang digunakan untuk mengisi ulang daya baterai tanpa kabel atau nirkabel. Wireless charging pada dasarnya merupakan transmisi arus listrik dari sumber listrik ke perangkat penerima tanpa menggunakan koneksi fisik atau kabel.
Arus listrik kemudian digunakan untuk mengalirkan atau mengisi ulang baterai dari perangkat penerima. Dalam hal ini perangkat penerima bisa apa saja dari smartphone, tablet atau dapat dipakai untuk forklift industri besar. Teknologi ini umumnya dapat ditemukan pada tipe-tipe smartphone high-end atau premium.
2). Sejarah Wireless Charging?
Menilik sejarahnya (dari wikipedia hehe), teknologi wireless charging ini bisa ditarik mundur hingga tahun 1826 saat dimana ilmuwan bernama André-Marie Ampère menemukan hukum Sirkuit Ampere (Ampere’s Circutal Law) yang menunjukkan bahwa arus listrik ternyata menghasilkan medan magnetik.
Pada tahun 1891-1904 penelitian beserta eksperimen terkait hal ini dikembangkan dan dipraktekkan oleh Nikola Tesla yang percaya bahwa energi bisa ditransfer dari satu lokasi ke lokasi lainnya secara wireless.
Teknologi wireless charging ini sebenarnya bukan merupakan hal yang baru apabila dihubungkan dengan perangkat modern yang ada saat ini.
Salah satu perangkat yang sudah sejak lama menggunakan teknologi wireless charging ini adalah pencukur jenggot alias Razor elektrik dan juga Sikat Gigi elektrik.
3). Cara Kerja Wireless Charging
Kemajuan dalam bidang wireless tidak hanya dari segi transfer data. Bahkan saat ini pengisian baterai pun telah dapat dilakukan tanpa kabel. Hanya dengan meletakkan hanphone ke atas unit wireless charger, smartphone kamu akan langsung terisi baterai secara otomatis.
Pengisian nirkabel atau wireless charging didasarkan pada prinsip wireless daya atau magnetic resonance – yang mana listrik ditransfer antara dua benda melalui kumparan.
Wireless charging terdiri dari kumparan primer sebagai charger (biasanya berbentuk papan atau silinder tipis), sedangkan kumparan sekunder terletak pada bagian belakang ponsel.
Diagram di bawah menunjukkan proses transfer daya nirkabel ke-5 langkah:
- Tegangan listrik diubah menjadi bolak-balik pada frekuensi tinggi current (AC).
- Arus bolak-balik (AC) yang dikirim ke kumparan pemancar oleh rangkaian pemancar. Arus bolak-balik kemudian menginduksi medan magnet berubah dalam kumparan pemancar.
- Arus bolak-balik yang mengalir dalam kumparan pemancar menginduksi medan magnet yang meluas ke kumparan penerima (ketika dalam jarak tertentu).
- Medan magnet menghasilkan arus dalam kumparan penerima perangkat. Proses dimana energi ditransmisikan antara pemancar dan penerima kumparan juga disebut sebagai kopling magnet atau resonansi dan dicapai oleh kedua kumparan beresonansi pada frekuensi yang sama.
- Arus yang mengalir dalam kumparan penerima diubah menjadi arus searah (DC) dengan rangkaian penerima, yang kemudian dapat digunakan untuk mengisi baterai.
5). Kelebihan dan Kekurangan Wireless Charging
Kelebihan:
- Tidak perlu menghubungkan kabel dan colokan USB ke smartphone, sehingga lebih cepat.
- Terhindar dari kerusakan konektor USB karena sering dipergunakan untuk mengisi baterai.
- Lebih hemat kabel charger akibat kerusakan USB mini pada bagian pengisian.
- Praktis karena dapat menghentikan charging saat smartphone berbunyi dengan hanya menjauhkan dari charger dan mengisi kembali baterai setelah selesai menggunakan smartphone terutama pada jenis baterai Litihum.
- Dapat ditempatkan di berbagai tempat umum seperti Airport, Cafe, Restoran dan mall untuk umum tanpa perlu menyediakan berbagai macam charger dengan colokan berbeda untuk setiap merek.
- Charger wireless tidak se efisien charger kabel dalam hal efisiensi. Waktu yang dibutuhkan, dibandingkan langsung mengisi daya dengan kabel, untuk saat ini pengisian secara nirkabel masih relatif lebih lama.
- Penggunaan listrik juga lebih besar dari pada penggunaan pada jenis kabel. Hal ini disebabkan oleh karena sebagian energi dirubah menjadi panas.
- Jenis charger ini juga memiliki harga yang sedikit lebih mahal karena mengandalkan teknologi yang lebih rumit dari pada charger umum.
- Charger wireless membuat telepon atau smartphone kamu tampak lebih tebal dan berat dibandingkan charger biasa. Unit charger umumnya ditempatkan di belakang casing yang lebih tebal, sehingga membuat smartphone terasa lebih tebal dan berat.
- Meskipun namanya wireless charging, tidak berarti teknologi ini bisa dengan mudah mengisi daya baterai smartphone dengan sembarang sinyal wireless atau Wi-Fi yang ada seperti halnya saat ingin mengakses melalui hotspot di kafe atau kantor.
- Teknologi ini membutuhkan alat tambahan yang biasanya berbentuk dock atau pelat yang tersambung ke arus listrik.
- Tidak semua smartphone bisa diisi daya baterai dengan menggunakan alat wireless charging karena harus ada perangkat keras berupa receiver di ponsel pintar tersebut.
- Kenyamanan yang lebih besar dan di mana-mana untuk pengisian perangkat sehari-hari
- Mengurangi biaya yang terkait dengan mempertahankan konektor mekanik
- Powering atau pengisian perangkat yang aman yang harus tetap steril atau tertutup rapat (tahan air)
- Mencegah korosi akibat unsur-unsur seperti oksigen dan air
- Menghilangkan bunga api dan puing-puing yang berhubungan dengan kontak kabel
- Pengisian nirkabel untuk smartphone atau tablet
Sumber :
https://rsinewsupdate.wordpress.com/2016/12/07/%E2%80%8Bwireless-charging-sejarah-cara-kerja-kelebihan-kekurangan-dan-manfaat/
https://teknorus.com/beginilah-cara-kerja-charger-nirkabel/
https://asaljeplak.com/wireless-charger-panduan-lengkap/